SENI

Jumat, 30 Oktober 2015

WACANA SENI DALAM ANTROPOLOGI BUDAYA: “Tekstual, Kontekstual dan Post-Modernistis” Penulis: Heddy Shri Ahimsa-Putra dalam buku ”Ketika Orang Jawa Nyeni”

A.      Pendahuluan
Tulisan ini difokuskan pada dua bentuk kajian saja, yakni: kajian yang memandang fenomena kesenian  sebagai suatu teks yang relatif berdiri sendiri dan kajian yang menempatkan fenomena tersebut dalam konteks yang lebih luas.
Pendekatan yang dibahas dalam tulisan ini di antaranya seperti pendekatan tekstual, kontekstual, dan post-modernistis. Pendekatan tersebut dipilih karena dominan dalam wacana antropologi budaya tentang seni. Hal ini dikarenakan suntikan tenaga dari aliran pemikiran post-modernisme yang memberikan pandangan baru para antropolog dalam perspektif menafsirkan, memahami, melukiskan fenomena.
B.       Penekatan Tekstual: Kaya Seni Sebagai Teks
Telaah tekstual atau telaah hemeneutik dapat dibedakan menjadi dua yaitu telaah simbolik dan telaah struktural. Pada dasarnya Kajian ini sama-sama menafsirkan karya seni ke dalam teks yang dapat dibaca. Perbedaannya dalam struturalisme penafsiran dilakukan setelah karya seni di analisis secara struktural sedangkan pada simbolik tidak melakukan itu.
1.         Karya Seni Sebagai Lambang
Karya-karya seni pada umumnya memiliki lambang-lambang. Masing-masing elemen seni itu memiliki lambang atau simbol yang dapat dianalisis lebih dalam lagi. Analisis simbolik atas suatu fenomena kesenian bukanlah pekerjaan yang mudah, akan tetapi membutuhkan ketekunan, ketelitian dan kejelian untuk dapat mengetahui makna yang ada pada karya seni tersebut.
2.         Struktur di Balik Karya Seni
Pendekatan strutural yang berusaha menemukan logika atau menemukan invariant, yang ada dibalik berbagai macam fenomena akan dapat dengan baik menjelaskan tentang fenomena tersebut
C.       Pendekatan Kontekstual: Karya Seni Dalam Konteks
Seorang ahli antropologi berusaha melihat fenomena-fenomena lain yang berkaitan dengan fenomena sosial-budaya yang dikajinya. Pada dasarnya, pendekatan kontekstual adalah menempatkan sebuah teks ke dalam sebuah konteks.
1.         Kesenian dan Politik
Pendekatan kontekstual dapat dilakukan untuk mengetahui keterkaitan Kesenian dengan politik, tidak sedikit memiliki hubungan baik itu bertujuan tuntutan, dukungan, kritikan dan sebagainya.
2.         Kesenian dan Pariwisata
Keterkaitan kesenian di dalam dunia pariwisata dapat dilihat melalui pendekatan kontekstual. Dalam tulisan ini penulis mencontohkan pertunjukan di Bali, seperti pertunjukan Barong.
3.         Kesenian dan Teknologi
Perkembangan kesenian terkait erat dengan sistem perkembangan teknologi. Dalam hal ini di Indonesia masih sedikit studi yang dilakukan.
D.      Pendekatan Post-Modernistis: Etnografi Sebagai Karya Seni
Perspektif post-moernistis dalam antropologi budaya lahir karena percampuran ide-ide yang terkandung dalam cabang-cabang sub-disiplin ini sendirir dan pandangan dari kirtik bahasa serta pandangan baru dalam filsafat bahasa.
1.         Etnografi: Medan Seni dan Ilmu
Pemikiran awalnya tidak bertujuan untuk menganalisis atau memahami fenomena, tetapi mendekonstruksinya, meruntuhkannya atau mempertanyakannya kembali, membuat ahli antropologi mempertanyakan kembali apa etnografi itu sendiri, dan memberikan efek yang radikal. Etnografi merupakan sebuah pertemuan antara seni dan ilmu, dan hal ini tidak terdapat dalam kesenian lainnya. Di sini terletak arti penting pandangan post-modernisme bagi antropologi dan seni.
E.       Penutup

Penulis menjelaskan dua kajian yang dominan dalam antropologi budaya adalah kajian teks dan konteks,. Penulis juga yakin bahwa paradigma post-modernisme akan semakin mempengaruhi wacana kesenian dan antropologi budaya.

Teori-Teori dalam Seni

  1. Teori Semiotika
a). Semiotika adalah ilmu mengenai tanda, baik bersifat manusiawi maupun hewani berhubungan dengan suatu bahasa tertentu atau tidak, mengandung unsur kebenaran atau kekeliruan bersifat sesuai atau tidak sesuai bersifat wajar atau mengandung unsur yang dibuat-buat (Morris, 1946).
SallyPattinasarany, 1996, Dasar-Dasar Semiotika, Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
b). Semiotika merupakan kajian terhadap hal-hal yang berkaitan dengan tanda-tanda. Tanda-tanda yang dimaksud semua hal yang diciptakan dan direka sebagai bentuk penyampaian informasi yang memiliki makna tertentu.
Sumber: Sudjono, Suprapto, 2003, Kembang setaman, Yogyakarta: BPS ISI.

c). Semiotik merupakan teori umum mengenai tanda-tanda bahasa. Sebagai bagian dari ilmu pengetahuan, semiotik tidak meneliti tanda-tanda yang bersifat konkrit dalam suatu bahasa tertentu, melainkan meneliti ilmu bahasa secara umum (Klaus – Buhr).
SallyPattinasarany, 1996, Dasar-dasar Semiotik, Jakarta:Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Contoh                        Berdasarkan referensi mengenai semiotik diatas, bahwasanya masyarakat sangat membutuhkan tanda dalam kehidupan sehari – hari sebagai media komunikasi, khususnya bagi masyarakat Minangkabau, penempatan tanduk kerbau pada lingkungan rumah tertentu, merupakan salah satu tanda bahwa rumah tersebut dihuni oleh penghulu atau Datuak sebagai pemimpin mereka, artinya tanduak kerbau sebagai “tanda” telah memberikan suatu informasi kepada masyarakat. Dalam hal ini tanduak kerbau berfungsi sebagai penanda status sosial bagi masyarakat Minangkabau.
Tanda lain yang bisa dijadikan sebagai contoh semiotic adalah Marawa Gadang. Jika Marawa Gadang yang berwarna hitam putih terpasang di depan rumah, ini merupaka tanda bahwa telah berlangsung upacara Batagak Penghulu.    
Sumber teori yang digunakan, dikemukakan oleh Sudjono, Suprapto.

  1. Teori Akulturasi
a). Akuturasi adalah proses sosial yang timbul bila suatu kelompok manusia dengan suatu suatu kebudayaan tertentu, dan dihadapkan dengan unsur-unsur dari suatu kebudayaan asing dengan sedemikian rupa, sehingga unsur-unsur kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri tanpa mentebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan itu.
Sumber: Koentjaranigrat, 2002, Pengantar Ilmu Antropologi, Jakarta: Rineka Cipta.
b). Akulturasi adalah dua kebudayaan bertemu muka, terdapat penerimaan dari nilai-nilai kebudayaan lain, nilai baru diinkorporasi dalam kebudayaan lama.
Sumber: Bakker Sj, J.W.M, 1984, Filsafat Kebudayaan, Yogyakarta: Kanisius.

c). Akulturasi merupakan perubahan-perubahan besar dalam kebudayaan yang terjadi sebagai akibat kontak antar kebudayaan yang berlangsung lama. Terjadi bila kelompok-kelompok individu memiliki kebudayaan yang berbeda, saling berhubungan secara langsung dengan intensif, sehingga timbulnya perubahan-perubahan besar pada pola kebudayaan dari salah satu atau kedua kebudayaan yang bersangkutan.
Sumber:. Haviland, William .A, 1985, Antropologi II, Jakarta: Erlangga.

Contoh:           Menurut teori diatas, kontak antar budaya yang terjadi bisa mangakibatkan lahirnya suatu kebudayaan baru atau disebut dengan akulturasi. Akulturasi bisa dilihat dari pakaian adat Minangkabau yang dipakai oleh penghulu, pembauran antara Baju Guntiang Cino, Sarawa Batiak dan Saluak  terbuat  kain batik serta Karih yang berasal dari daerah Jawa, kain saruang dari Bugih,  tarompa sebagai budaya lokal Minangkabau. Semua komponen budaya ini menyatu menjadi pakaian adat Minangkabau dan diakui sebagai budaya lokal.
Sumber teori yang digunakan, dikemukakan oleh William A. Haviland,




  1. Teori Hegemoni
a). bagi Gramsci, hegemoni berarti dimana suatu blok historis “faksi kelas berkuasa” menjalankan otoritas sosial dan kepemimpinan atas kelas-kelas suboardinat melalui kombinasi antara kekuatan dan terlebih lagi dengan konsensus.
Sumber: Chris, Bakker, 2004, Cultural Studies, Yogyakarta: Kreasi Warna.

b). Hegemoni atau menguasai dengan kepemimpinan moral dan intelektual sebagai suatu bentuk supermasi suatu kelompok atau beberapa kelompok lain dengan dominasi kekuasaan.
Sumber: Weber dalam Daryusti, 2006, Hegemoni Penghulu, Yogyakarta: Pustaka.

c). Hegemoni adalah kekuatan mendominasi para kelompok dominan dipadukan di lain pihak dengan persetujuan sadar dari pihak yang terdominasi.
Sumber: Gramsci dalam Widja, I Gde, 2009, Pendidikan Sebagai Ideologi Budaya, Denpasar: Universias Udayana.

Contoh:           Bicara persoalan hegemoni, sangat jelas terlihat dari peranan seorang Penghulu terhadap kaumnya, sesuai dengan teori diatas bahwasanya Penghulu memiliki kekuatan mendominasi kaumnya sebagai kelompok dominan. Sebagai pemimpin kaum yang ditinggikan sarantiang, didahulukan salangkah, kapai tampek batanyo, kapulang tampek babarito, dengan artian bahwasanya penghulu memiliki peranan utama dalam segala hal yang menyangkut kehidupan sosial dalam kaum, ini dibuktikan melalui anggapan bahwa Penghulu diibaratkan sebagai Kayu Gadang di Tangah Padang, batangnyo tampek basanda, dahannyo tampek bagantuang, daunnyo tampek balinduang, ureknyo tampek baselo dalam artian seorang penghulu harus membentengi kaumnya dari segala hal. Jadi sebaliknya kaum yang dipimpin oleh penghulu harus patuh padanya. Disadari atau tidak segala sesuatu yang harus dilakukan oleh kaumnya harus mendapat persetujuan dari Penghulu.
Sumber teori yang, diungkapkan oleh Gramci.
  1. Teori Difusi
a). Difusi berarti suatu kebudayaan dapat menyebar ke kebudayaan lain melalui kontak budaya.
Sumber: Takari, Muhammad, 2008, Budaya Musik dan Tari Melayu Sumatera Utara, Medan: USU Press.

b). Difusi adalah penyebaran unsur unsur kebudayaan bersamaan dengan penyebaran dan migrasi kelompok-kelompok manusia di muka bumi, turut pula tersebar unsur-unsur kebudayaan dan sejarah dari proses penyebaran unsur-unsur kebudayaan ke seluruh penjuru dunia.
Sumber: Koentjaraningrat, 1990, Pengantar Ilmu antropologi, Jakarta: Rineka Cipta.
c). Difusi adalah persebaran unsur-unsur kebudayaan yang mungkin terjadi dalam kehidupan masyarakat, dapat digunakan kerangka kebudayaan, kerangka kebudayaan merupakan perpaduan antara wujud kebudayaan dengan unsur kebudayaan.
Sumber: Mangihut, Siregar, dkk, 1996, Antropologi Umum, Jakarta: Maduma Bonauli Tua.
Contoh: Difusi dalam seni rupa adalah keris. Budaya keris diperkirakan berkembang di pulau Jawa pada abad ke-6 dan kemudian menyebar hampir ke seluruh wilayah Indonesia. Pada jaman Kerajaan  Majapahit abad ke-14 budaya keris telah menyebar ke wilayah-wilayah kekuasaannya, itulah sebabnya keris juga ditemui di Malaysia, Brunei Darussalam, Filipina Selatan, Kamboja dan Thailand Selatan. Bahkan di Minangkabau keris telah diadobsi menjadi kebudayaan lokal.
            Teori yang digunakan dikemukakan oleh Mangihut Siregar.

  1. Teori Evolusi
a). Evolusi merupakan proses perkembangan yang berjalan lambat dari kebudayaan-kebudayaan yang berlainan dan yang hidup dalam lingkungan yang berbeda-beda, tetapi yang secara garis besar menunjukkan persamaan dalam proses-proses evaluasi kebudayaan manusia dalam unsur-unsur primernya, tetapi menunjukkan perbedaan besar dalam unsur-unsur sekundernya.
Sumber: Steward, 1955 dalam Koentjaraningrat, 1990, Sejarah antropologi II, Jakarta: UI Press.

b). Menurut Sahlin dan Service dalam Lauwer evolusi adalah kemajuan yang ditandai dengan gerakan serentak kedua arah. Di satu sisi, terciptanya keanekaragaman melalui perubahan kemampuan menyesuaikan diri: bentuk-bentuk baru dibedakan dengan bentuk lama. Di sisi lain, evolusi menimbulkan kemajuan, bentuk yang lebih tinggi muncul dari dan melampaui yang lebih rendah.
Sumber: Robert H, Lauher, 1993, Perspektif tentang perubahan sosial, Jakarta: Rineka Cipta.

c). Evolusi adalah perubahan yang diwarisi dalam (genotipe) yang menjadi efek dalam kelompok gen suatu populasi, dan gen adalah unit warisan yang sebenarnya.
Sumber: A. Haviland, William, 1985, Antropolgi I, Jakarta: Erlangga.

Contoh:           Sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Lauher mengenai  Evolusi, evolusi menimbulkan kemajuan, bentuk yang lebih tinggi muncul dari, dan melampaui budaya yang lebih tendah. seperti (Tarompa) Sandal. Tarompa khususnya yang dipakai oleh Penghulu dalam acara adat. Pada awalnya Sandal dibuat dengan bentuk yang sederhana dan berfungsi sebagai alas kaki Penghulu. Sesuai dengan perkembangan yang terjadi, maka masa sekarang telah banyak ditemui Tarompa dengan bentuk yang beraneka ragam bahkan sekarang juga dikenal alas kaki yang disebut dengan sepatu. Sesuai dengan pepetah Miangkabau Sakali Aia gadang, Sakali tapian Barubah (sekali air besar, sekali tapian berubah)
               Teori yang digunakan dikemukakan oleh Robert.H Lauher.


seni dan estetika

oleh : Joni Wahyubuana Usop
Sekitar 500 – 300 SM, pemikir dari jaman yunani, seperti Socrates, Plato, Aristoteles, Plotinus, dan St. Agustinus ( di Zaman kemudian ). Mereka membicarakan seni dalam kaitannya tentang dengan filsasat mereka tentang apa yang disebut “ keindahan “. Pembahasan tentang seni masih dihubungkan dengan pembahasan tentang keindahan. Inilah sebabnya pengetahuan ini disebut filsafat keindahan, termasuk di dalamnya keindahan alam dan keindahan karya seni.
 Seni ( art ) aslinya berarti teknik, pertukangan, ketrampilan yang dalam bahasa yunani kuno sering disebut techne. Pada pertengahan  abad ke 17, di Eropa di bedakan keindahan umum ( termasuk alam ) dan keindahan karya seni atau benda seni. Dari sinilah muncul istilah fine arts atau high arts   
( seni halus dan seni tinggi ), yang dibedakan dengan karya-karya seni pertukangan (craft). Seni pada jaman itu dikategorikan sebagai artefact atau benda hasil buatan manusia. Artefak pada dasarnya dapat dikategorikan menjadi tiga golongan, Yakni benda-benda yang berguna tetapi tidak indah, kedua, benda-benda yang berguna dan indah, dan yang ketiga, benda-benda yang indah tapi tak ada kegunaannya praktisnya. Artefak jenis yang ketiga inilah yang dibicarakan dalam estetika.
Pada tahun 1750 istilah estetika diperkenalkan oleh filsuf bernama A.G. Baumgarten ( 1714-1762 ). Istilah estetika ini diambil dari bahasa Yunani kuno, aistheton, yang berarti “ kemampuan melihat melalui penginderaan “ . Baumgarten menamakan seni itu sebagai pengetahuan sensoris, yang dibedakan dengan logika yang dinamakannya pengetahuan intelektual. Tujuan estetika adalah keindahan, sedang tujuan logika adalah kebenaran.

Keindahan merupakan pengertian yang didalamnya tercakup sebagai aktivita kebaikan. Plato misalnya menyebutkan tentang watak yang indah dan hukum yang indah, sedangkan Aristoteles merumuskan keindahan sebagai sesuatu yang selain baik  juga menyenangkan. Plotinus menulis tentang ilmu yang indah dan kebajikan yang indah. Berbicara mengenai buah pikiran yang indah dan adat kebiasaan yang indah. Bangsa yunani membedakan pengertian keindahan dalam arti estetis yang disebutnya “symmetria’ khusus untuk keindahan berdasarkan penglihatan (seni rupa) dan ‘harmonia’ untuk keindahan berdasarkan pendengaran (musik). Sehingga pengertian keindahan dapat saja meliputi : keindahan seni, keindahan alam, keindahan moral, keindahan intelektual.

Keindahan secara murni, menyangkut pengalaman estetis seseorang dalam kaitannya dengan sesuatu yang dihayatinya. Sedangkan keindahan secara sempit menyangkut benda-benda yang dihayatinya. Sedangkan keindahan secara sempit menyangkut benda-benda yang dihayati melalui indera. Ciri-ciri umum yang ada pada semua benda dianggap indah dan kemudian menyamakan ciri-ciri atau kwalita hakiki itu dengan pengertian keindahan. Ciri umum tersebut adalah sejumlah kwalita yang secara umum disebut unity, harmony, symmetry, balance dan contrast. Ciri-ciri tersebut dapat dinyatakan bahwa keindahan merupakan satu cermin dari unity, harmony, symmetry, balance dan contrast dari garis, warna, bentuk, nada dan kata-kata.

Arti Kata Estetika


Pengertian
 estetika- Estetika adalah segala sesuatu dan kajian terhadap hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan seni (Kattsoff, Element of Philosophy)
- Estetika merupakan suatu telaah yang berkaitan dengan penciptaan, apresiasi, dan kritik terhadap karya seni dalam konteks keterkaitan seni dengan kegiatan nanusia dan peranan seni dalam perubahan dunia. (Van Matter Ames, Colliers Encyclopedia, vol. 1)
- Estetika merupakan kajian filasafat keindahan dan juga keburukan (Jerome Stolnitz,
Encyclopedia of Phylosophy)
- Etetika adalah suatu ilmu yang mempelajari segala sesuatu yang berkaitan denagn keindahan, mempelajari semua aspek yang disebut keindahan. (AA. Djelantik, Estetika Suatu Pengantar)
- Estetika adalah segala hal yang berhubungan dengan sifat dasar nilai-nilai nonmoral suatu karya seni. (William Haverson, dalam Estetika Terapan, 1989)
- Estetika merupakan cabang filsafat yang berkaitan dengan proses penciptaan karya estetis (John Hosper, dalam Estetika Terrapan, 1989)
- Estetika adalah filasafat yang membahas esensi totalitas dari kehidupan estetik dan artistic yang sejalan denagn zaman. (Agus Sachari, Estetika Terapan, 1989)
- Estetika mempersoalkan hakikat keindahan alam dan karya seni, sedangkan filsafat seni mempersoalkan hanya karya seni atau benda seni, atau artifak yang disebut seni. (Jacob Sumardjono, Filsafat Seni, 2000). Estetika adalah segala hal yang berkaitan tentang keindahan, baik penciptaan, pemahaman, maupun hasil dari suatu bentuk kegiatan estetik (seni) yang berdampak pada pribadi atau sosial yang indah (damai, baik, aman, ikhlas, syukur). (Fathul Qorib, dalam Artikel Estetika). Pandangan-pandangan mengenai estetika diatas, setiap waktu mengalami perubahan, sejalan dengan perjalanan konsep estetika dalam tiap zaman. Tidak ada pengertian mutlak benar dan mutlak salah dalam suatu ilmu pengetahuan ataupun filsafat, pengetahuan manusia yang senantiasa berkembang itulah yang akan menyempurnakan suatu pengertian maupun gagasan.

Ketika aristoteles di zamannya mengatakan bahwa pusat tata surya adalah bumi (geosentris) dan melahirkan persetujuan disemua kalangan sampai pihak gereja membenarkan hal itu, maka itu adalah suatu kebenaran, kebenaran dizamannya. Meskipun ilmu pengetahuan saat ini mengatakan bahwa geosentris salah, yang benar adalah heliosentris sesuai teori Galileo yang menyatakan bahwa pusat tata surya adalah matahari. Kebenaran mutlak adalah Tuhan, meskipun 2 + 2 = 4, bukan berarti itu sebuah benar, itu hanya benar saat ini.

warna dalam Seni Rupa

Ada beberapa pendapat yang mencoba menjelaskan tentang warna, namun yang menonjol dan aplikatif dalam bidang seni rupa adalah teori cahaya dan teori pigmen.Teori cahaya dipelopori oleh Sir Isaac Newton yang mengatakan bahwa warna yang kita lihat pada suatu benda berasal dari cahaya putih matahari.Dalam teori pigmen dinyatakan bahwa warna itu terdapat pada pigmen dan hanya ada tiga jenis warna pokok,yaitu merah, biru dan kuning. Warna-warna itu tidak bisa didapat dengan mencampur, warna-warna tersebut adalah warna murni. Teori ini dipelopori oleh Prang Brewster. Dalam seni rupa, warna bisa berarti pantulan tertentu dari cahaya yang dipengaruhi oleh pigmen yang terdapat di permukaan benda. Misalnya pencampuran pigmen magenta dan cyan dengan proporsi tepat dan disinari cahaya putih sempurna akan menghasilkan sensasi mirip warna merah.
Namun disini kami tidak akan membahas tentang teori-teori warna tersebut, yang akan kami bahas adalah tentang simbolisme yang terdapat pada sekian banyak warna yang selama ini sering digunakan dalam berkarya senirupa, sebab warna merupakan unsur yang sangat penting dalam berkarya senirupa.

Dialam ini tersedia titik awal yang signifikan untuk simbolisme dari warna-warna tersebut. Referensi alam, seperti kebakaran dan air, memainkan peran yang kuat dalam arti simbolik dari warna masing-masing. simbolisme ini dapat dianggap abadi. Makna simbolis lainnya berubah seiring waktu dan dianggap tepat waktu. Ini terkait dengan politik, fashion, agama, mitos, dan geografi.
Warna simbolisme dalam publikasi ini didasarkan pada budaya global. Dalam beberapa situasi, berbagai negara di dunia dapat melampirkan arti yang berbeda untuk beberapa warna. warna bendera bangsa, warna tim olahraga suatu negara, dan konvensi lainnya akan mempengaruhi simbolisme warna tertentu. Misalnya, simbolisme oranye akan sangat berbeda di negara Belanda, di mana Royal House disebut sebagai "The House of Orange."
Setiap warna mampu memberikan kesan dan identitas tertentu sesuai kondisi sosial pengamatnya. Misalnya warna putih akan memberi kesan suci dan dingin di daerah Barat karena berasosiasi dengan salju. Sementara di kebanyakan negara Timur warna putih memberi kesan kematian dan sangat menakutkan karena berasosiasi dengan kain kafan.

Berikut simbol dan makna warna yang bisa kami uraikan :

1. MERAH

Simbolisme Psikologis

Energi, Api, Semangat dan Keberanian, Bahaya, Keamanan, Waspada, kehangatan, kekuatan, impuls, dinamisme, kegiatan, keberanian, kegembiraan, cinta, gairah, kekuasaan, pemberontakan, agresi, perang dan pertempuran, kekerasan, seks.

Referensi di Alam

Api, darah, daging mentah, daging, mawar, anyelir, dan bunga lainnya, apel, buah berry, tomat, dan buah lainnya, kardinal dan burung lain, rubi dan batu permata lainnya

Budaya Kontemporer

lampu lalu lintas dan tanda-tanda menunjuk "Stop" mobil pemadam kebakaran, di banyak negara
terkait dengan planet Mars, hati (Hari Kasih Sayang), Natal.

Fashion

Mendapatkan perhatian, seksi

Lainnya

di agama sebagai iblis, terkait dengan komunisme di abad ke-20, warna yang penting di Cina dan Jepang

Merah Tua
bersahaja, ramah, kuat, lezat, hangat
Merah Raspberry
hidup, buah, feminin, hangat
Merah Medium
menyegarkan, kuat, lezat, pedas, panas
Pink Raspberry Terang
lucu, meriah, bersemangat, gembira, tajam-buah, aneh, tropis, panas
Merah Tomat
dinamis, kuat, agresif, memberontak, impulsif, seksi, menarik, meriah, keberuntungan, cepat, seperti perang.
Pink Raspberry
bahagia, menyenangkan, menghibur, manis, seperti anak-anak, feminin, kosmetik, bunga, hangat.
Merah Salmon
sehat, bahagia, lezat, ramah, kosmetik, hangat
Ungu Gelap
canggih, aristokrat, megah, bermartabat, elegan, kualitas tinggi, mahal
Merah Kabur
sehat, lezat, menghibur, hangat
Ungu Muda Kemerahan
romantis, intim, bunga, lembut, feminin, kosmetik, sentimental
Ungu Muda
canggih, santai, kosmetik, hangat
Ungu Kemerahan
elegan, megah, spiritual, buah, wanita
Pink Muda
menghibur, lembut, halus, manis, senang, bunga, musim semi, kekanak-kanakan, wanita.
Hot Pink
bahagia, menyenangkan, meriah, tropis, feminin, kosmetik, bunga, hangat
Merah Cherry
meriah, dinamis, berenergi, seksi, fruity, hangat.
Hot Pink Cerah
lucu, meriah, magis, aneh, eksotis, tropis, panas
Merah Gelap
formal, megah, canggih, elegan, kaya, hangat.
Pink Muda Kemerahan
senang, halus, bunga, kosmetik, feminin, seperti anak kecil, bunga.
Deep Pink
sehat, bahagia, menyenangkan, bunga, manis, buah, hangat.

2. UNGU :

Simbolisme psikologis

kerohanian, tasawuf, sihir, iman, ketidaksadaran, martabat, misteri, kreativitas, kesadaran, inspirasi, gairah, imajinasi, kepekaan, aristokrasi dan royalti, kesombongan, keangkuhan, kekejaman, perkabungan, kematian

Referensi di Alam

Anggrek, iris anggur, plum kubis, purpura kerang (dari Mediterania)
(Catatan: ungu sangat jarang terjadi di alam)

Budaya Kontemporer

Penghargaan militer Amerika untuk keberanian, warna kekaisaran Romawi kuno

Mode

Terkait dengan berkabung dalam beberapa budaya Barat dan budaya Timur.

Ungu Tua
canggih, aristokrat, megah, elegan, mahal, bermartabat, spiritual, fruity
Ungu Anggur
canggih, aristokrat, mahal, elegan, bermartabat, filosofis, kreatif, bergairah, misterius, spiritual
Ungu Medium
hidup, spiritual, bergairah, bunga, buah
Ungu Terang
spiritual, romantis, musim semi, bunga
Ungu Terang
romantis, kosmetik, bunga, hangat.
Ungu Menyala
kuat, sadar, bergairah, hidup, spiritual, mistis, magis, tropis, tajam, bunga.
Ungu Kabur
spiritual, halus, romantis, bunga
Ungu Medium Kebiruan
spiritual, sensitif, romantis, bunga
Ungu Gelap
canggih, elegan, filosofis, spiritual, artistik
Ultraviolet
kuat, intens, cerdas, kreatif, sadar, bersemangat, teknologi tinggi
Ungu Kebiruan
agung, bermartabat, elegan, mahal, filosofis, cerdas, spiritual, gaib

BIRU :

Simbolisme psikologis

Kerohanian, kebenaran, kebersihan, ketenangan, kepuasan, keabstrakan, kepasifan, pemahaman, Kejujuran, ketekunan, dan pandangan yang luas, kedamaian, ketenangan, kepercayaan kepada diri sendiri, keseimbangan, semangat batin, konservatisme, keamanan, teknologi, kejantanan, kesejukan dan dingin, introversi, pilu, depresi

Referensi di Alam

Langit, lautan dan danau, bluberi, Blue Birds, ikan, cetakan, topi biru dan bunga lainnya, lapis dan batu permata lainnya
Catatan: biru tidak umum ditemukan di benda-benda alam

Budaya Lain

Warna jubah mewakili stasiun filsuf di Roma kuno, menandakan spiritual dan Pasifik kebajikan dalam seni Kristen, warna keabadian di Cina, warna kekudusan untuk Ibrani, warna dewa Krishna dalam Hinduisme

Biru Gelap
bermartabat, amanah, profesional, resmi, cerdas, terhormat, aman, canggih, mahal, bahari angkatan laut
Biru Light
damai, menenangkan, tenang, pasif, spiritual, keren
Biru Cobalt
teknologi tinggi, kuat, sporty, keren
Biru Medium
bersih, menyegarkan, laut, air, keren
Biru Navy
bermartabat, amanah, profesional,resmi, cerdas, terhormat, aman, canggih, mahal, bahari, maskulin.
Biru Langit
bersih, menyegarkan, air, keren.
Biru Terang
kuat, berpengetahuan, bersih, teknologi tinggi, sporty, kelautan, maskulin, keren
Biru Gray
bermartabat, diandalkan, profesional, terhormat, cerdas, damai
Biru
diandalkan, pemahaman, aman, menenangkan, maskulin, keren
Biru Gray Terang
damai, cerdas, pengertian, spiritual, musim dingin
Biru Kabur
menenangkan, menyejukkan, pemahaman, spiritual, melankolis, kelautan, ringan, dingin
Biru Pirus
santai, diandalkan, air, keren
Biru Muted
aman, dapat dipercaya, pengertian, menenangkan, keren
Aqua
menyegarkan, bersih, air, keren

HIJAU :

Simbolisme psikologis

Alam, pertumbuhan, keberhasilan, pembaruan, kesegaran, ketenangan, berharap, pemuda, kesehatan, perdamaian, semoga sukses, kesejukan, iri, ketidakdewasaan

Referensi di Alam

Semua vegetasi danau dan perairan pedalaman lainnya, zamrud, giok, dan batu permata lainnya burung, ikan.

Budaya Lainnya

Lampu lalu lintas menunjuk "Go", ekologi dan konservasi, digunakan untuk menunjuk keamanan dan lokasi peralatan pertolongan pertama, warna yang disukai Nabi Muhammad, Warna Islam

Hijau Teal
diandalkan, nyaman, aman, alami, bermartabat, canggih, profesional
Hijau Daun
diandalkan, profesional, aman, botani, ekologi, alam, teguh, sehat, tenang, sejuk
Hijau Teal Medium
sehat, santai, menyejukkan, menyegarkan, air, keren
Hijau Medium Terang
alami, sehat, menyejukkan, menyegarkan, botani, segar, dingin
Hijau Gray Gelap
bermartabat, canggih, dapat diandalkan, aman, profesional, damai.
Hijau Muda
damai, menenangkan, sehat, menyegarkan, dingin.
Hijau Gray Terang
damai, menenangkan, canggih, tenang, dingin
Hijau Tua
bersahaja, yg berhubung dgn hutan, diandalkan, alam, ekologi, teguh, aman, bijaksana
Hijau Cyan
menyegarkan, merangsang, aneh, bersih, air, keren
Hijau Muted Medium
botani, alami, sehat, mentah, menyegarkan, keren
Hijau Viridian
sehat, menyegarkan, santai, air, keren
Hijau Muted Tua
alami, botani, damai, dapat diandalkan, menenangkan, keren
Hijau Terang
sehat, botani, segar, bersih, pembersihan, keren
Hijau Seledri
alami, botani, diandalkan, menenangkan, halus, keren
Hijau Kabur
menyegarkan, menenangkan, keren
Hijau Scotlight
primordial, luar angkasa, mentah, merangsang, asam, asam, dingin
Hijau Gelap
diandalkan, berwibawa, profesional, terhormat, aman, canggih, mahal
Hijau Alpukat Gelap
bersahaja, botani, alam, keren
Hijau 1
botani, ekologi, alam, beruntung, sehat, penyembuhan, keren.
Hijau Alpukat Terang
botani, mentah, asam, primordial, asam.
Hijau Muted
sehat, santai, menenangkan, damai, alami, keren
Hijau Pucuk
botani, menyegarkan, alami, sehat, manis, lembut, dingin
Hijau 2
botani, ekologi, alam, beruntung, segar, menyegarkan, sehat, keren
Hijau Terang Kekuningan
primordial, luar angkasa, asam, mentah, asam

KUNING :

Simbolisme Psikologis

Cahaya, kejayaan, keluhuran budi, bersorak, berharap, daya hidup, kilau, pencerahan (mental dan spiritual), komunikasi, ekspansi, optimisme, filsafat, egoisme, ketidakjujuran, pengkhianatan, kekecutan

Referensi di Alam

Sinar matahari, pasir, gugur daun, jagung, labu, dan sayuran lainnya, lemon, pisang, dan buah lainnya, bunga matahari, bunga bakung, dan bunga lainnya, kenari dan burung lainnya, ikan, emas, topaz dan batu permata lainnya, rambut manusia dan bulu hewan, urin, dahak, nanah, kulit kuning

Budaya Lainnya

Dewa dalam mitologi Yunani memiliki rambut kuning dan jubah. (Oleh karena itu, tidak populer dengan Kristen awal.), Demam Kuning, simbol kaisar di Cina, warna suci dalam agama Hindu, warna disukai oleh Konfusius, warna yang penting di Mesir Awal.

Kuning Chartreuse
asam, primordial, mentah,
Kuning Emas Kecoklatan
bersahaja, alami, sehat, yg berhubung dgn hutan, musim gugur, hangat
Kuning Chartreuse Gelap
botani, primordial, bersahaja
Kuning Emas Terang
bersahaja, alami, sehat, lezat, kering, hangat
Kuning
gembira, bersemangat, spiritual, bercahaya, energi, cerah, bunga, tajam, sitrat, hangat.
Kuning Gelap Orange
pedas, lezat, sehat, menyegarkan, bersahaja, musim gugur, hangat.
Kuning Medium
gembira, hidup, spiritual, bercahaya, cerah, musim panas, bunga, hangat
Kuning Orange
merangsang, sehat, menyegarkan, energizing, bahagia, cerah, lezat, buah, hangat
Kuning Kabur
optimis, ceria, musim semi seperti, hangat
Kuning Orange Muda
ceria, ramah, sehat, menyegarkan, cerah, hangat
Kuning Emas
berseri-seri, ceria, merangsang, energizing, menyegarkan, cerah, bunga, buah, hangat

ORANGE :

Simbolisme Psikologis

Energi, bersorak, kegiatan, kegembiraan, kehangatan

Referensi di Alam

Api, matahari terbenam, jeruk, mangga, aprikot, dan buah lainnya, labu, ubi jalar, dan sayuran lainnya, bunga dan daun musim gugur, ikan mas, rambut manusia dan bulu hewan

Budaya Lainnya

The Royal House dari Belanda disebut sebagai House of Orange

Orange
merangsang, energizing, menarik, ceria, buah, musim gugur, murah, hangat
Orange Muda
sehat, ceria, lezat, daging-seperti, sehat, hangat
Orange Terracotta
pedas, alami, menyegarkan, lezat, sehat, bersahaja, musim gugur, hangat
Merah Orange Gelap
menyegarkan, pedas, lezat, bersahaja, musim gugur, hangat
Orange Salmon
sehat, ramah, ceria, menyegarkan, lezat, hangat.
Merah Orange
menarik, agresif, menyegarkan, mentah, impulsif, lezat, panas.

COKLAT :

Simbolisme Psikologis

Alam, daya tahan, keandalan, realisme, kehangatan, kenyamanan, kebosanan

Budaya Lainnya

Coklat, kopi, cola dan minuman lainnya, beras, biji-bijian, gula, tembakau.

Referensi di Alam

Bumi, batang pohon, akar, batu, gugur daun, daging dimasak, rambut manusia dan kulit, bulu hewan, burung.

Coklat Tua
diandalkan, kuat, kuat, ramah, alami, bersahaja, lezat, hangat
Coklat Chocolate
diandalkan, kuat, kokoh, alami, kaya, lezat, bersahaja, yg berhubung dgn hutan, hangat
Coklat
bersahaja, alami, lezat, pedas, musim gugur, hangat
Coklat Medium
diandalkan, santai, ramah, alam, lezat, bersahaja, yg berhubung dgn hutan, hangat
Coklat Terang
diandalkan, ramah, lezat, sehat, bersahaja, alami, yg berhubung dgn hutan, hangat.
Coklat Muda
santai, ramah, alami, lezat, hangat.
Coklat Coffee
bersahaja, lezat, ramah, alami, sehat, hangat

HITAM :

Simbolisme Psikologis

Kekuasaan, kecanggihan, seks, yang tidak diketahui, akhir siklus (setelah kebakaran, setelah hari, datang gelap), kematian, korupsi, pasukan menyenangkan, kekosongan, depresi

Referensi di Alam

Kegelapan malam, tidak adanya cahaya, batu, lava mengeras, kayu hangus dan benda-benda lainnya
jelaga, gagak dan burung lainnya, pupil mata, rambut manusia dan bulu hewan.

Budaya Lainnya

Tinta, besi cor dan logam lainnya, mesin industri, mewakili
pengorbanan diri, kekuatan jahat, benih kehidupan yang tumbuh dalam gelap, Wabah Hitam

warna berkabung dibeberapa negara

PUTIH :

Simbolisme Psikologis

Kemurnian, kebersihan, kebenaran, kemurnian, kesucian, kerohanian, kecanggihan, perbaikan, kebaruan, kemandulan, kematian

Referensi di Alam

Non-warna cahaya, awan-awan, salju, buih laut, bunga-bunga, merpati dan burung lainnya, opal gigi, rambut, putih mata, bulu hewan dan ikan

Budaya Lainnya

Merpati putih perdamaian "Rumah Putih" makanan olahan (roti putih, beras, gula, dll)
Warna bendera menyerah, warna berkabung di Roma kuno & abad pertengahan Prancis

Fashion

Gaun pengantin melambangkan kesucian, warna berkabung dalam beberapa Barat dan banyak budaya Timur, seragam untuk dokter dan perawat
  

Hitam
kuat, canggih, kuat, seksi, magis, setan, menyenangkan, mahal
Putih
murni, spiritual, bersih, steril, jujur, suci, polos, damai

GRAY :

Simbolisme Psikologis

Kenetralan, kecerdasan, futurisme, kesopanan, teknologi, aman, liberalisme, ketenangan, dingin, pengunduran diri, ketidakacuhan, kesedihan, kerusakan.

Referensi di Alam

Batu, merokok, awan (langit badai atau mendung), bayangan, rambut manusia, beton, perak, platinum, besi dan logam lainnya, mesin industri.

Gray
bermartabat, cerdas, teknologi tinggi, kreatif, efisien, mahal, lugas, halus, netral, keren
Gray Terang
menenangkan, lugas, bersahaja, netral, halus, tenang, sejuk

Terlepas dari warna apapun kesukaan anda, anda mungkin bisa meraba dan menerka pribadi seseorang dari simbol dan makna warna diatas, sekali lagi MUNGKIN. salam

Disadur dari berbagai sumber