MANYIRIAH
Oleh: Niko
Andeska
Nim: 104001215
Minangkabau merupakan salah satu dari
etnis atau kebudayaan yang ada di Indonesia. Pada adat Minangkabau setiap
acara penting dimulai dengan menghadirkan sirih dan kelengkepannya seperti buah
pinang, gambir, kapur dari kulit kerang. Biasanya ditaruh diatas carano
yang diedarkan kepada hadirin.
Makna sirih secara
simbolik adalah sebagai pemberian kecil antara pihak-pihak yang akan mengadakan
suatu pembicaran. Suatu pemberian dapat juga berupa barang berharga, meskipun
nilai simbolik suatu pemberian tetap lebih utama dari pada nilai intrinsiknya.
Dalam pepatah adat minangkabau disebutkan,
siriah nan diateh, ameh nan dibawah. Dengan sirih suatu acara sudah
menjadi acara adat meskipun tidak atau belum disertai dengan pasambahan kato.
Sirih dan pinang
juga mempunyai makna pemberitahuan, adat yang lahiriah, baik pemberitahuan yang
ditujukan pada orang tertentu atau pada khalayak ramai, biasa disebut Manyiriah. Manyiriah yaitu suatu tradisi dimana
pihak tuan rumah mengirim dua orang yang masih memiliki hubungan keluarga
dengan mereka untuk mengundang tamu ke rumah yang akan di undang. Biasanya
orang yang dikirim untuk mengundang berpasangan, laki-laki dan perempuan. Laki-laki
diundang oleh laki-laki dan perempuan diundang oleh perempuan. Tidak boleh laki-laki
mengundang perempuan ataupun sebaliknya. Bagi yang manyirih,
haruslah dari keluarga terdekat, yaitu saudara laki-laki dan perempuan dari ibu
(yang laki-laki disebut mamak, yang
perempuan disebut etek atau maktuo) atau saudara laki-laki dan
perempuan. Selain mereka tersebut, dianggap tidak patut.
Meski namanya manyiriah, namun terdapat sedikit
perbedaan dalam media yang digunakan. Bagi perempuan, menggunakan sirih lengkap
dengan gambir, pinang dan sadahnya, sementara bagi laki-laki menggunakan rokok
aneka merek (kalau dulu, pakai rokok daun enau dan tembakau). Caranya, sang
penyirih mengulurkan sirih atau rokok kepada yang disirih. Yang disirih
kemudian mengambil selembar daun sirih atau sebatang rokok tersebut sebagai
tanda kehadiran sang penyirih diterima. Setelah itu, barulah sang penyirih
menyampaikan maksudnya. Akan tetapi fenomena
manyiriah yang terjadi di saat
sekarang ini. Karena seiring perkembangan zaman, peran utama manyiriah mulai digantikan oleh undangan
yang terbuat dari kertas dan lainnya.
Di samping sebagai ide
dasar pengkaryaan kriya, penerapan fenomena
manyiriah ini
juga mempunyai maksud tertentu yaitu pengkarya mencoba dalam karya seni yang
dilahirkan sesuai dengan di mana seni itu di tempatkan. fenomena manyiriah
pada
karya ini memiliki nilai pembaharuan,
untuk menjawab hal tersebut pengkarya melakukan eksplorasi pada gagasan ide tersebut.
Pada desain yang direalisasikan pada beberapa karya lebih menitik beratkan
pencapaian fenomena yang
terjadi pada manyiriah.
Serta menambahkan objek yang
dirasa sesuai dengan fenomena manyiriah tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar