SENI

Rabu, 28 Oktober 2015

fenomena Manyiriah dalam penciptaan seni kriya

MANYIRIAH
Oleh: Niko Andeska
Nim: 104001215

Minangkabau merupakan salah satu dari etnis atau kebudayaan yang ada di Indonesia. Pada adat Minangkabau setiap acara penting dimulai dengan menghadirkan sirih dan kelengkepannya seperti buah pinang, gambir, kapur dari kulit kerang. Biasanya ditaruh diatas carano yang diedarkan kepada hadirin.
Makna sirih secara simbolik adalah sebagai pemberian kecil antara pihak-pihak yang akan mengadakan suatu pembicaran. Suatu pemberian dapat juga berupa barang berharga, meskipun nilai simbolik suatu pemberian tetap lebih utama dari pada nilai intrinsiknya. Dalam pepatah adat minangkabau disebutkan, siriah nan diateh, ameh nan dibawah. Dengan sirih suatu acara sudah menjadi acara adat meskipun tidak atau belum disertai dengan pasambahan kato.
Sirih dan pinang juga mempunyai makna pemberitahuan, adat yang lahiriah, baik pemberitahuan yang ditujukan pada orang tertentu atau pada khalayak ramai, biasa disebut Manyiriah. Manyiriah yaitu suatu tradisi dimana pihak tuan rumah mengirim dua orang yang masih memiliki hubungan keluarga dengan mereka untuk mengundang tamu ke rumah yang akan di undang. Biasanya orang yang dikirim untuk mengundang berpasangan, laki-laki dan perempuan. Laki-laki diundang oleh laki-laki dan perempuan diundang oleh perempuan. Tidak boleh laki-laki mengundang perempuan ataupun sebaliknya. Bagi yang manyirih, haruslah dari keluarga terdekat, yaitu saudara laki-laki dan perempuan dari ibu (yang laki-laki disebut mamak, yang perempuan disebut etek atau maktuo) atau saudara laki-laki dan perempuan. Selain mereka tersebut, dianggap tidak patut.
Meski namanya manyiriah, namun terdapat sedikit perbedaan dalam media yang digunakan. Bagi perempuan, menggunakan sirih lengkap dengan gambir, pinang dan sadahnya, sementara bagi laki-laki menggunakan rokok aneka merek (kalau dulu, pakai rokok daun enau dan tembakau). Caranya, sang penyirih mengulurkan sirih atau rokok kepada yang disirih. Yang disirih kemudian mengambil selembar daun sirih atau sebatang rokok tersebut sebagai tanda kehadiran sang penyirih diterima. Setelah itu, barulah sang penyirih menyampaikan maksudnya. Akan tetapi fenomena manyiriah yang terjadi di saat sekarang ini. Karena seiring perkembangan zaman, peran utama manyiriah mulai digantikan oleh undangan yang terbuat dari kertas dan lainnya.

Di samping sebagai ide dasar pengkaryaan kriya, penerapan fenomena manyiriah ini juga mempunyai maksud tertentu yaitu pengkarya mencoba dalam karya seni yang dilahirkan sesuai dengan di mana seni itu di tempatkan. fenomena manyiriah pada karya ini memiliki nilai pembaharuan,  untuk menjawab hal tersebut pengkarya melakukan eksplorasi pada gagasan ide tersebut. Pada desain yang direalisasikan pada beberapa karya lebih menitik beratkan pencapaian fenomena yang terjadi pada manyiriah. Serta menambahkan objek yang dirasa sesuai dengan fenomena manyiriah tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar