SENI

Rabu, 28 Oktober 2015

Resume buku ORIENTALISME Menggugat Hegemoni Dan Mendudukkan Timur Sebagai Subjek Penulis: Edwar W. Said

ORIENTALISME
Menggugat Hegemoni Dan Mendudukkan Timur Sebagai Subjek
Penulis: Edwar W. Said

PENDAHULUAN
Pada buku ini penulis yang memiliki gelar formal “humanis” ingin menyampaikan bahwa sabagai suatu bidang kajian ketimuran, orientalisme bersumber dari keberadaan orang Inggris dan Prancis yang memiliki kedekatan khusus dengan dunia timur sejak sebelum awal abad 19 hingga akhir Perang Dunia II, dan setelah Perang Dunia II dominasi Inggris dan Prancis diambil alih oleh Amerika.
1.    Perbedaan antara pengetahuan murni dan pengetahuan politis.
Pengetahuan murni merupakan pengetahuan yang tidak memiliki sifat atau efek politik. Akan tetapi karya ilmiah dari pengetahuan murni dapat bersifat poltik apabila pemikiran-pemikiran dari pengetahuan ilmiah dimanfaatkan oleh kaum politisi. Penulis juga ingin menyampaikan bahwasanya penulis hanya ingin menegaskanbahwa setiap pengkajian humanistic pada umumnya dapat dapat kita manfaatkan untuk merumuskansifat relasi tersebut dalam hubungannya dengan pokok permasalahan dan kondisi historisnya.


2.    Masalah metodologis.
Suatu titik tolak tidak bisa di dapatkan begitu saja, akan tetapi suatu titik tolak harus diciptakan terlebih dahulu agar bisa membuat langkah-langkah selanjutmya.
3.    Sisi-sisi pribadi.
Sebagai seorang anak yang tumbuh di dua Koloni Inggris (Palestina dan Mesir) dengan pendidikan di dua koloni tersebut dan Amerika yang merupakan pendidikan barat, akan tetapi kesadaran sebagai orang Timur tetap hidup dalam dirinya.











BAB I
RUANG LINGKUP ORIENTALISME

A.      Mengenal Dunia Timur
Penggunaan kata “Timur” ini sebenarnya bersifat kakonik. Istilah ini merujuk pada Asia atau Timur, baik secara geografis, moral, maupun budaya. Di Eropa istilah Timur sudah lazim digunakan untuk menyebutkan kata-kata seperti kepribadian Timur, suasana Timur, kisah-kisah Timur, despotism Timur, acau cara produksi Timur. Orang Eropa sudah mengerti bahwa Timur merupakan kawasan yang jauh serta memiliki keeksotikan dan perbedaan yang nyata dengan Barat.
Orang barat dikenal memiliki sifat-sifat rasional, cinta damai, liberal, logis, mampu memegang nilai-nilai yang sejati, tidak memendam kecurigaan, sedangkan orang Timur tidak memiliki satupun dari sifat-sifat tersebut.
B.       Geografi Imajinatif: Timur Sebagai Panggung Teater
Secara retoris, Orientalisme pada dasarnya bersifat anatomis dan enumerative. Artinya, menggunakan perbendaharaan bahasa orientalisme hanyalah bentuk lain dari pengetahuan paranoia atau pengetahuan yang berbeda dengan pengetahuan historis pada umumnya. Penulis berfikir hal ini merupakan akibat dari usaha para orientalis untuk menggunakan geografi-geografi imajinatif dalam menyajikan Timur pada pembacanya.
C.      Proyek-Proyek Orientalisme: Dari “Mesir yang Imajiner” Hingga “Terusan yang Nyata”
Bagaikan rintangan tanah yang diubah menjadi urat nadi perairan, demikian pulalah Timur diubah substansinya dari yang berawal dianggap musuh yang gigih menjadi sekutu yang tunduk dan menyerah untuk di perintah.
D.      Orientalisme di Ambang Krisis
Krisis dewasa ini telah mendramatisasi kelainan, disparitas, atau ketidak samaan antara apa yang tertulis dalam naskah-naskah dengan apa yang terjadi sebenarnya.








BAB II
(RE)STRUKTURASI ORIENTALISME

A.   “Wajah Suram” Orientalisme Abad XVIII
Sejak abad 18 dorongan dalam orientalisme ini mengendap dalam konsepsi orientalis mengenai dirinya sendiri, Timur, dan disiplinnya. Gagasan akhir abad 18 dan 19 beserta pranata-pranata dan tokoh-tokohnya merupakan suatu perincian yang krusial dari fase pertama zaman keemasan pendudukan wilayah. Menyatakan bahwa orientalisme modern telah menjadi aspek imperialisme ataupun kolonialisme tidak akan mengundang kontroversi.
B.   Sacy dan Renan: “Antropologi Rasional” vs “Laboratorium Filologis”
Perbedaan antara Sacy dan Renan hanyalah soal perayaan dan kesinambungan. Sementara Sacy adalah pelopor yang karyanya mencerminkan kemunculan orientalisme untuk pertama kalinya dan mampu mengangkat status orientalisme sebagai disiplin abad 19 yang berakar dai romantisme revolusioner, maka Renan merupakan tokoh yang berasal dari generasi kedua orientalisme.
Bagi Sacy, yang membangkitkat dan menghidupi morientalisme dan struktur-strukturnya berasal dari kesadaran dirinya, sedangkan bagi Renan yang melestarikan struktur-struktur orientalis secara intelektual dan memberinya vasibilitasyang lebih besar berasal dari adaptasi orientalismenya dengan filologi dan adaptasi kedua dengan budaya intelektual pada saat itu.
C.   Fragmen(tasi): Timur yang “Imajiner” – Timur yang “Ilmiah”
Timur akan diubah dari kesaksian pribadi peziarah dan pemukiman menjadi sejenis defenisi impersonal yang dapat digunakan oleh para cendekiawan dan pekerja ilmiah. Timur akan diubah dari cerita-cerita pengalaman yang bersumber dari riset-riset individual menjadi sejenis museum imajiner yang terbangun tanpa dinding, sehingga segala sesuatu yang dikumpulkan dari jarak Timur yang jauh itu dan varietas-varietas kebudayaannya secara kategoris dapat begitu saja dianggap sebagai Timur. Timur akan diubah kembali, disusun kembali, dari sekumpulan fragmen-fragmen yang dibawa pulang dalam keadaan terpotong-potong oleh para penjelajah,ekspedisi, komisi-komisi, bala tentara dan dari saudagar-saudagar, menjadi semacam citra orientalis leksikografis, bibliografis, terdeparementalisasi, dan tertekstualisasikan.
D.   Inggris dan Prancis: dari “Ziarah” Menuju “Rivalitas” (Ilmiah)
Ziarah merupakan aktifitas yyang tak perrnah dilupakan oleh orang Eropa yang hendak menelaah Timur. Mereka tak hanya cukup mengkaji Timur dari teks-teks imajinatif. Lebih dari itu, mereka harus mengunjunginya, memotretnya, hingga mengurusnya. Dari peeziarah ini mereka menulis pengalaman-pengalaman pribadi mereka selama berada di Timur. Tulisan pribadi itu nantinya akan menjadi sejenis tulisan ilmiah yang bisa dikutip secara resmi oleh mereka yang berkepentingan.

















BAB III
ORIENTALISME

A.   Orientalisme Laten vs Orientalisme Nyata
Ketika penemuan-penemuan imajiner dari para pelancong dari negarawan (orientalisme modern) mulai diperhitungkan, maka perampasan wilayah Timur oleh Barat semakin meningkat. Akibatnya apa yang dikatakan oleh para cedekiawan (orientalisme laten) sebagai Timur yang esensial mau tidak mau harus dikontradiksi untuk disesuaikan dengan penemuan para pelancong itu sendiri.
B.   Model-model Stilistik Orientalis(me)
Penulis ingin menjelaskan metamorfosa dari sistem filologis yang dikembangkan oleh para orientalis. Awalnya pemikiran filologis para orientalis tidak untuk kepentingan politik. Akan tetapi, akhirnya banyak para orientalis yang terlibat dalam sistem pemerintahan bangsanya. Bahkan para orientalis tlah menjadi advokasi pemerintah untuk menjajah bangsa timur. dengan kata lain, orientalisme yang pada yang pada awalnya hanya sebatas wilayah tektual, kini telah berubah menjadi kajian dalam wilayah –wilayah politik dan kekuasaan.
C.   Gibb dan Massignon: Melampaui Orientalime “Klasik”
Karya-karya para orientalis memang memiliki berbgai gaya genetik dan tipografi, akan tetapi Gibb dan Massignon mampu memerasnya dalam keseragaman monografi yang luar biasa.
D.   “Jejak-jejak” Orientalisme
1.  Jejak Pertama: Citra Populer dalam Representasi Sains Sosial
Pengaruh orientalisme tradisional yang tersisa dalam kajian-kajian sosial Amerika hanyalah rasa permusuhan terhadap Timur dan kajian-kajian yang tidak lagi berlandaskan pada penelitian filologis.
2.  Jejak Kedua: Kebijakan Relasi Kultural
Orientalis adalah sejenis studi ketimuran yang selalu berpegang teguh untuk menempatkan kategori islam sebagai kategori yang dominan, perlu dirumuskan ulang, ditampilkan ulang, dan disajikan dalam bentuk yang baru.
3.  Jejak Ketiga: Representasi Islam
Orang arab ditampilkan sebagai jenis manusia yang statis, nyaris ideal, dan bukan sebagai sejarah yang sedang berkembang ataupun sejarah yang sedang terbentuk. Bagi orientalis bahasalah yang berbicara tentang Timur Arab, bukan sebaliknya.
4.  Jejak Keempat: Representasi Timur
Di Timur selain terjadi suatu penyerapan intelektual atas citra-citra dan doktrin-doktrin orientalisme, terjadi juga pengukuhan orientalisme dalam pertukaran ekonomi, politik, dan sosial. Singkatnya, Timur modern berperan serta dalam mentimurkan dirinya.
E.    Yang Tersisa dari Orientalisme

Kini sistem-sistem  pemikiran seperti orientalisme, wacana kekuasaan, dan fiksi-fiksi ideologis hingga kekangan-kekangan dalam pemikiran manusia telah diciptakan, diterapkan, dan dilestarikan tanpa pertimbangan yang bijaksana.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar