A.
Pendahuluan
Tulisan ini difokuskan pada dua bentuk kajian saja,
yakni: kajian yang memandang fenomena kesenian
sebagai suatu teks yang relatif berdiri sendiri dan kajian yang
menempatkan fenomena tersebut dalam konteks yang lebih luas.
Pendekatan yang dibahas dalam tulisan ini di antaranya
seperti pendekatan tekstual, kontekstual, dan post-modernistis. Pendekatan
tersebut dipilih karena dominan dalam wacana antropologi budaya tentang seni.
Hal ini dikarenakan suntikan tenaga dari aliran pemikiran post-modernisme yang
memberikan pandangan baru para antropolog dalam perspektif menafsirkan,
memahami, melukiskan fenomena.
B.
Penekatan
Tekstual: Kaya Seni Sebagai Teks
Telaah tekstual atau telaah hemeneutik dapat dibedakan
menjadi dua yaitu telaah simbolik dan telaah struktural. Pada dasarnya Kajian
ini sama-sama menafsirkan karya seni ke dalam teks yang dapat dibaca.
Perbedaannya dalam struturalisme penafsiran dilakukan setelah karya seni di
analisis secara struktural sedangkan pada simbolik tidak melakukan itu.
1.
Karya Seni Sebagai Lambang
Karya-karya seni pada umumnya memiliki
lambang-lambang. Masing-masing elemen seni itu memiliki lambang atau simbol
yang dapat dianalisis lebih dalam lagi. Analisis simbolik atas suatu fenomena
kesenian bukanlah pekerjaan yang mudah, akan tetapi membutuhkan ketekunan,
ketelitian dan kejelian untuk dapat mengetahui makna yang ada pada karya seni
tersebut.
2.
Struktur di Balik Karya Seni
Pendekatan strutural yang berusaha menemukan logika
atau menemukan invariant, yang ada
dibalik berbagai macam fenomena akan dapat dengan baik menjelaskan tentang
fenomena tersebut
C.
Pendekatan
Kontekstual: Karya Seni Dalam Konteks
Seorang ahli
antropologi berusaha melihat fenomena-fenomena lain yang berkaitan dengan
fenomena sosial-budaya yang dikajinya. Pada dasarnya, pendekatan kontekstual
adalah menempatkan sebuah teks ke dalam sebuah konteks.
1.
Kesenian
dan Politik
Pendekatan kontekstual dapat dilakukan
untuk mengetahui keterkaitan Kesenian dengan politik, tidak sedikit memiliki
hubungan baik itu bertujuan tuntutan, dukungan, kritikan dan sebagainya.
2.
Kesenian
dan Pariwisata
Keterkaitan kesenian di dalam dunia
pariwisata dapat dilihat melalui pendekatan kontekstual. Dalam tulisan ini
penulis mencontohkan pertunjukan di Bali, seperti pertunjukan Barong.
3.
Kesenian
dan Teknologi
Perkembangan kesenian terkait erat
dengan sistem perkembangan teknologi. Dalam hal ini di Indonesia masih sedikit
studi yang dilakukan.
D.
Pendekatan
Post-Modernistis: Etnografi Sebagai Karya Seni
Perspektif post-moernistis dalam
antropologi budaya lahir karena percampuran ide-ide yang terkandung dalam
cabang-cabang sub-disiplin ini sendirir dan pandangan dari kirtik bahasa serta
pandangan baru dalam filsafat bahasa.
1.
Etnografi:
Medan Seni dan Ilmu
Pemikiran awalnya tidak bertujuan untuk
menganalisis atau memahami fenomena, tetapi mendekonstruksinya, meruntuhkannya
atau mempertanyakannya kembali, membuat ahli antropologi mempertanyakan kembali
apa etnografi itu sendiri, dan memberikan efek yang radikal. Etnografi
merupakan sebuah pertemuan antara seni dan ilmu, dan hal ini tidak terdapat
dalam kesenian lainnya. Di sini terletak arti penting pandangan post-modernisme
bagi antropologi dan seni.
E.
Penutup
Penulis menjelaskan dua kajian yang
dominan dalam antropologi budaya adalah kajian teks dan konteks,. Penulis juga
yakin bahwa paradigma post-modernisme akan semakin mempengaruhi wacana kesenian
dan antropologi budaya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar